Selasa, 03 Maret 2015

MAKALAH PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA DAN KEMANUSIAAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di Indonesia sangat pesat. Informasi dapat diterima dengan mudah dan cepat dari mana saja dan kapan saja. Perkembangan teknologi ini juga semakin mempermudah kinerja dalam berbagai bidang. Seperti pada bidang komonikasi semakin mudah dengan adanya internet, telephone, dan lainnya. Pada bidang transportasi dengan adanya kendaraan seperti mobil, motor, pesawat dan lainnya.
Hal tersebut tentunya memiliki dampak yang beragam pada kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dapak tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai-nilai sosial, budaya dan kemanusiaan yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:
1.      Apakah pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial?
2.      Adakah pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya?
3.      Apakah pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan?


1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial.
2.      Untuk mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya.
3.      Untuk mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan.

1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian, sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial.
2.      Mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya.
3.      Mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Yosef Dwi Wahyu Wibowo. 2011. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Etika dan Nilai Sosial
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, “ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika mempelajari nilai atau kualitas mengenai standar dan penilaian moral. Etika menjadi prinsip mengenai penilaian benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab dalam masyarakat.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan mereka. Kebutuhan akan refleksi itu akan dirasakan, antara lain karena pendapat etis antar satu orang tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Sebenarnya, tidak setiap hal mengenai penilaian perbuatan manusia dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika juga menjadi suatu ilmu. Objek dari etika adalah tingkah laku manusia sendiri. Akan tetapi berbeda dengan ilmu lain yang berhubungan dengan tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif; etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Dibawah ini adalah beberapa penjelasan definisi nilai sosial menurut para ahli sosiologi :
a.                    Woods
Nilai sosial merupakan petunjuk umum dan mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
b.                    Young
Nilai sosial merupakan asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
c.                    Green
Nilai sosial merupakan kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi terhadap ide, objek dan orang perorangan.
d.                    Jack Fraenkel
Nilai adalah suatu ide, gagasan dan konsep tentang apa yang dipikir penting oleh seseorang dalam hidupnya. Jika ia menilai sesuatu dan menganggapnya berharga untuk dimilki, maka hal itu juga bermanfaat untuk dilakukan dan dicoba.
e.                    Milton Rokeah
Nilai merupakan suatu jenis keyakinan, yang terletak pada pusat dan system keyakinan dari seseorang tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak patut dalam melakukan sesuatu atau sekilas juga mengenai apa yang berharga dan tidak berharga untuk dicapai, dikerjakan ataupun dipercayai.
Teknologi Dalam Masyarakat
Teknik atau rekayasa adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Menurut sejarahnya, banyak para ahli yang meyakini kemampuan teknik manusia sudah tertanam secara natural. Hal ini ditandai dengan kemampuan manusia purba untuk membuat peralatan peralatan dari batu. Dengan kata lain teknik pada mulanya didasari dengan trial and error untuk menciptakan alat untuk mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mulai berkembang, dan mulai mengubah cara pandang manusia terhadap bagaimana alam bekerja. Perkembangan ilmu pengetahuan ini lah yang kemudian mengubah cara teknik bekerja hingga seperti sekrang ini. Orang tidak lagi begitu mengandalakan trial and error dalam menciptakan atau mendesain peralatan, melainkan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam mendesain.
Teknologi merupakan proses yang meningkatkan nilai tambah, dimana produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja manusia
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu :
a.                        pesawat terbang
b.                        maritim dan perkapalan
c. alat transportasi
d.                        elektronika dan komunikasi
e. energi
f. rekayasa
g. alat-alat dan  mesin-mesin pertanian
h.                        pertahanan dan keamanan.


Manfaat Teknologi
Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negatif dari perkembanganteknologi dilihat dari berbagai bidang:  
a.                        Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet
Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain 
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu
Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
Kecemasan teknologi, selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
b.                        Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi yang dapat kita lihat antara lain adalah
·   Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
·   Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
·   Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
·         Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
·         Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
·         Pola interaksi antar manusia yang berubah, kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.


2.2  Qadryansyahnoor. 2013. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kebudayaan
Pada masa sekarang ini banyak sekali pengaruh pengaruh di negara dan budaya dengan kemajuannya teknologi informasi,termasuk negara kita Indonesia.Dengan melesatnya perkembangan teknologi informasi ini, maka semakin banyak pengaruh pengaruh terhadap nilai-nilai pelestarian di budaya indonesia, perkembangan 3T (Transportasi,Telekomunikasi,dan Teknologi) mengakibatkakan banyak berkurangnya ke inginan untuk melestarikan budaya kita. Contoh pada Transportasi, seperti bajaj di jakarta, bajaj sekarang bnyak kemunduran karena adanya mobil mewah dan bearkecepatan tinggi di bandingkan bajaj, maka dari itu manusia banyak yang menggunakan mobil dibandingkan bajaj untuk menjadikan transportasi umum di daerah ibu kota jakarta. Dan pada Telekomunikasi, banyak alat canggih yang bisa menghubungkan kita dari suatu tempat ketempat lain, seperti Hp,internet dll, sehingga dapat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Dan pada teknologi, tidak diragukan lagi teknologi di zaman sekarang, semakin canggih dukungan teknologi tersebut, makin besar pengaruh sikap mental kita, yang bersantai santai. Perkembangan IT sekarang banyak berubah fungsi,banyak orang jahat yang mengandalkan teknologi untuk memakai kejahatan,lain halnya dengan IT yang merupakan media yang tidak mengenal pembatasan antar daerah walaupun negara. Banyak orang orang diantara kita yang membawa dampak negatif dalam penggunaan teknologi yang telah berkembang pesat.
Dengan majunya Teknologi Informasi adalah hal yang tidak bisa kita hindari , hal tersebut semakin berkembang dengan perkembangan zaman. Ada pun dampak negatif yang di timbulkan oleh kemajuan Teknologi Informasi pada warga negara indonesia, khususnya pada kalangan remaja indonesia, hanya banyak menggunakan teknologi sebagai jaringan sosial, sudah kita ketahui, banyak aplikasi yang mempermudah untuk bersosialisasi.
Budaya indonesia yang dulunya ramah tamah, gotong royong dan royalitas dalam menciptakan kesatuan bangnsa,mengakibatkan kenakalan pada kaum remaja pada saat iniseperti perkelahian,tauran,coret coret tembok, dan tidak hanya pada kaum muda, banyak kaum kalangan atas, menggunakan teknologi informasi dalam berbisnis yang negatif, seperti bisnis narkoba dan semacamnya. Bergantinya kebiasaan remaja pada masa masa ini, sudah banyak warnet warnet yang membuat kaum muda bangsa kita, mempengaruhi untuk pergi ke warnet dari pada sekolah dan ke masjid hanya untuk bermain game dan bersosialisasi di internet. Kita hidup didunia ini bukan hanya untuk bersosialisai kepada teman,kerabat,pacar,ataupun orang yang baru kita kenal melalui aplikasi seperti twitter,facebook dan lain lain, kita harus berkomunikasi kepada pencipta kita allah SWT dengan cara bedoa.
Jika kita lihat berkomunikasi memang sangat penting tujuannya, akan tetapi hal ini memperkcil silahturahmi kepada tetangga dan saudara-saudara kita karena tidak petuman satu sama lain. Kebudayaan di indonesia sangat bnayak, bebudayalah dengan ukhuwah islamiyah dan akhalak yang baik.
Setinggi apapun Teknologi yang kita dapatkan sekarang apabila kita salah menggunakannya, kita bisa tersat dan salah jalan, yang bisa mempengaruhi hidup dan budaya kita, Indonesia terkenal karena kebudayaannya , janganlah menghilangkan ciri khas indonesia dngan merusak budaya kita dengan teknologi, gunakan teknologi informasi sebaik mungkin. Hanya kita dan kaum muda sekarang yang bisa memaksimalkan teknologi ini untuk kedepannya.

2.3  Arifuad99. 2011. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kemanusiaan
Manusia dalam dimensi teknik pada masa lau kurang mendapat dari kajian filsafat. Hal demikian dikarenakan beberapa sebab:
Pertama, filsafat lebih dikuasai oleh aliran metafisik, terutama aliran Platonis. Dalam filsafat Yunani, kerja keras dipandang sebagai hal negatif.
Kedua, filsafat lebih merupakan “conceptual engineering” atau rekayasa pemikiran dan kurang merupakan “material engineering” atau rekayasa materi.
Ketiga, adanya pandangan dikhotomis antara teori dan praktek.
Keempat, filsafat antropologi kurang memperhatikan lingkungan. Lingkungan manusia hanya dipandang sebagai panggung dimana drama moral dan religi dipentaskan. Hampir-hampir tidak pernah dipertanyakan apakah dunia itu manusiawi atau tidak.
Pada akhir-akhir ini filsafat memberikan perhatian yang besar dan luas terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Tulisan-tulisan dalam bidang ini dapat dibagi dalam dua kelompok :
Pertama, kelompok yang menekankan nilai-nilai positif dari ilmu pengatahuan dan teknologi. Teknologi dilihat sebagai eksistensi dari manusia, seperti kata Mc Luhan, atau teknologi dianggap sebagai sebagai proses spiritualisasi dari material, atau sebgai proses dimana manusia semakin mendunia.
Kedua, kelompok lain yang lebih menitikberatkan pada kritik dan keprihatinan terhadap ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Asumsi ideologisnya adalah kenyataan timbulnya akibat-akibat yang fatal bagi manusia, karena oleh teknologi dan salah penggunaan kecanggihan ilmu pengetahuan, seperti pencemaran, alienasi, hancurnya tata nilai kemanuisaan dan lain sebagainya.
Argumen yang dikemukakan berbeda-beda menurut pandangan dasar masing-masing tentang manusia dan dinamika teknologi sendiri.
Meskipun selalu terdapat adanya hubungan dialektis antara ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dewasa ini terjadi perubahan tekanan. Pandangan tradisional menganggap ilmu pengetahuan sebagai spekulasi murni, sedangkan teknologi sebagai penerapan dari rumusan-rumusan ilmiah dalam hidup praktis. Pada dewasa ini batas antara kegiatan ilmu pengetahuan dan kegiatan teknik tidak dapat ditegaskan secara tajam, terutama dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan baru, seperti managemen, sosiologi, psikologi, mana yang disebut ilmunya dan mana yang tekniknya?. Untuk menunjukkan kaitan yang erat antara ilmu pengetahuan (science) dan teknologi itu, mak J. Elul menggunakan istikah “technique” yang berarti “keseluruhan dari metoda yang dicapai secara rasional dan memiliki efisiensi mutlak (dalam tahap perkembangan tertentu) dalam setiap kegiatan manusia”.
Peranan ilmu pengetahuan dna teknologi memangnampak begitu besar dan menetukan dalam zaman modern, lebih-lebih bagi negar-negara sedang berkembang yang sedang menjalankan program pembangunannya. Pengaruhnya bukan saja terbatas pada pola pemakaian secara praktis, tetapi secara menyeluruh sampai pada kehidupan sosial budaya. Meskipun demikian perlu disadari, bahwa unsur-unsur yang infrastruktural dalam kehidupan manusia tidak dapat cuma digantikan oleh peranan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, masih ada unsur-unsur lain yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, seperti tata nilai, tata hidup dan sebagainya. Antara unsur yang infrastruktural itu terjadi interaksi yang ikut menentukan kebudayaan manusia.
Ilmu pengatahuan dan teknologi yang sedang berkembang di Indonesia, seperti halnya di negara-negara berkembang lainnya, tumbuh dalam cangkokan budaya. Ini berarti bahwa tata pikir, tata nilai dan tata hidup yang asli tidak dengan sendirinya dapat sejalan dan mendukung terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tersebut. Membanjirnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar ke dalam pasaran kehidupan masyarakat Indonesia tanpa diimbangi dengan kepribadian yang kuat atau orientasi dan siakp yang utuh (integrated) dalam menghadapi secara baik dan tepat, akan menimbulkan munculnya bentuk dan pola hidup yang “alienated” (terasing) seperti istilah yang dipakai Erich From, seperti kebudayaan etalage, yang tidak mampu menyerap dan mengintegrir ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem nilai yang dihayati.
Kecenderungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Harus diakui bahwa ilmu pengethauan dan teknologi merupakan pencapaian tertinggi dalam kebudayaan manusia, dan produk penerapannya dapat memberi banyak manfaat bagi manusia untuk peningkatan kualitas hidupnya dan meringankan beban hidupnya.
Secar historis tonggak-tonggak yang mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan modern dan memacu perkembangannya terlihat dalam :
  1. Renaissance (kebangkitan kembali), yang tumbuh sebagai orientasi baru dalam abad ke-15 dan 16 M merupakan titik balik yang pada dasarnya meletakkan sendi-sendi bangunan ilmu pengetahuan modern. Disitulah terungkap gerakan subyektivitasme yang memberikan kepercayaan manusia pada diri sendiri, kepada kemampuan sendiri, dan harapan untuk mampu mencapai keinginan dan cita-cita dengan kekuatannya sendiri. Suatu optimisme baru yang berorientasi kepada “antorposentrisme” (humanisme), “individiualisme” “natuaralisme”. Pemikir-pemikir seperti Galileo Galilei dan Kepler adalah perintis gerakan tersebut.
  2. Rasionalisme, suatu gerakan yang mempertajam renaissance, yang dialkukan oleh Descrates pada abad ke -17. Descrates maju selangkah dengan thesis bahwa manusia pada hakekatnya adalah “kesadaran”, adalah “subyek”, adalah “aku”. Disinilah kunci bangunan ilmu pengetahuan modern, yakni ilmu pengetahuan harus dimulai dari “rasio” dari kesadaran manusia. Dengan demikian terkuaklah tabir keimanan dan kepercayaan yang menyelubungi alam kehidupan manusia pada zaman itu, menjadi terbuka lebar. Manusia merasa mampu melihat kenyataan dengan mata kepalanya sendiri.
  3. Aufklaring (zaman pencerahan) pada abad ke 18 M. Ratio akhirnya memberikan penerangan, mendatangkan kecerahan dalam natural manusia. Kenyataan bukan sebagai “yang dipercaya” tetapi sebagai “yang dilihat”, “yang dialami” sendiri. Orientasi ini dengan sendirinya mendorong kepada penghargaan terhadap pengalaman, terhadap apa yang ditangkap melalui panca indera. Suatua empirisme yang mendorong laju naluri “ingin tahu” manusia menjadi rangkaian latihan ilmiah secara logis dan sistematis. Atas dasar orientasi empirisme inilah maka para ilmuan berusaha untuk menemukan cara dan metode ilmiah empirik untuk menangkap dan mengungkapkan realitas yang kongkrit. Demikian pada abad ke 19 M menjadi perubahan-perubahan besar dalam alam pikiran masyarakat, yang terungkap baik dalam kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi, yang mengantar lahirnya abad industri.
Sejalan dengan proses dasar-dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan tersebut, terjadilah dua peristiwa budaya, yakni terjadi proses sekularisme dan fragmentasi. Sekularisme adalah istilah yang sekarang banyak dibicarakan, tetapi relaitasnya sudah berlangsung sejak beberapa abad yang lampau. Pada hakikatnya sekularisme menginginkan adanya perbedaan tajam antara agama dan ilmu pengetahuan, dan memandang ilmu pengetahuan itu otonom dalam dirinya. Mistilah sekularisme menunjukkan pengertian pemindahan sesuatu dari lingkungan sakral ke dalam lingkungan dunia. In concreto pada zaman itu sekularisme merupakan usaha-usaha pembebasan diri dari yurisdiksi agama. Hal ini dapat dimaklumi karena sering terjadi wewenang keagamaan terlalu jauh mencampuri keduniawian. Dalam sekularisme juga terkandung keinginan emansipatoris manusia menuju kepada pembebasan dari tekanan-tekanan luar. Dengan demikian dalam sekularisasi ini terbaca adanya kesadaran akan demensi baru, yaitu otonomi manusia, dimana manusia akan dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara otentik dan rasional.
Fragmentasi, merupakan gejala baru pada pada zaman itu bersamaan dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan empiris. Obyek ilmu pengetahuan ialah gejala penginderaan yang merupakan data individual. Dan sesuai dengan sifat data individual itu maka pendekatan ilmiah yang dilakukan ialah memisahkan jenis data tertentu dari jenis data lainnya ke dalam masing-masing kelompok. Pada dasarnya, kata E. Cassirer, bahwa ilmu pengetahuan empiris itu bersifat fragmentaris sehingga memberikan pandangan fragmentaris pula. Adanya diferensiasi dan spesialisasi yang terjadi dalam ilmu-ilmu pengetahuan empiris lebih  mendukung fragmentaris pandangan dan wawasan, sehingga sulit diperoleh pandangan yang integral dan konprehensif. Fragmentasi ini dapat membawa orang hidup dalam dunianya masing-masing, terpanjang dalam keahliannya, dan lebih ekstrim lagi menjadi tertutup dan sulit berkomunikasi dengan dunia luar.
Dalam iklim dan pola pemikiran  tersebut di atas, maka muncullah sebagai kelanjutannya beberapa orientasi yang dapat kita ikuti sejak abad ke-19 M, yang berupa :
  1. Sekularisme.
Orientasi ini bukan lagi sebagai sikap emansipatoris dan otonomi manusia, tetapi sudah melihat dunia sebagai satu-satunya kenyataan yang mandiri. Orientasi ini secara bertahap disertai dengan sikap yang menolak campur tangan Tuhan dalam perilaku manusia, seperti terlihat dalam orientasi “Deisme” di Inggris pada abad ke-19 M. yang pada akhirnya ditentukan oleh sikap radikal yang menolak eksistensi Tuhan itu sendiri sebagai kenyataan absolut. Maka sekularisme berkembang menjadi atheisme. Bentuk-bentuk atheisme dapat terwujud dengan ungkapan-ungkapan seperti :
-          Manusia sebagai tujuan dirinya sendiri. (Marx)
-          Manusia sebagai kebebasan mutlak (Sartre)
-          Tuhan sudah mati (Nietzsche)
Dengan potensinya intrinsik dan natural, manusia merasa mampu untuk berbuat segalanya dan siap menjadi penguasa tunggal di dunia. Dimensi religius sebagai ciri hakiki manusia diingkari secara radikal.
  1. Scientisme
Yang menyatakan kebenaran adalah ditangan science (ilmu pengetahuan). Tidak ada kebenaran kecuali kebenaran ilmiah. Orientasi ini merupakan pendewaan terhadap ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya berkembang menjadi suatu ideologi, karena beroretensi mampu mengubah dunia dengan suatu arah, arti dan nilai baru dalam kehidupan manusia ini. Kebahagiaan manusia harus dicari melalui proses kegiatan ilmiah dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu pengetahuan, yang kemudian dianggap telah berhasil mengungkapkan penemuan-penemuan baru yang serba menakjubkan.
  1. pragmatisme
pandangan ini melihat bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan, segala sesuatu menjadi relatif, termasuk manusia. Manusia yang zaman renaisanse dijadikan unggulan utama, sekarang tidak lagi dilihat sebagai ukuran. Dan kehidupan, bukan manusia sebagai wujud yang menentukan, tetapi kegunaan dan fungsinya. Sesuatu hanya akan bernilai sejauh ia memberikan kegunaan atau kemanfaatan dan berfungsi bagi kehidupan manusia. Dari pandangan ini jelaslah bahwa nilai-nilai menjadi relatif dan orientasi orang terarah pada hal-hal utiliter (ada kegunaannya), dan dengan demikian sudah mengarah pada materialisme.

Eksistensi ilmu pengetahuan dan perkembangannya yang pesat melahirkan hasil yang mengagumkan dalam wujud teknologi, merupakan raksasa yang kuat dan kuasa. Begitu besarnya pengaruh teknologi sehingga ia bukan saja merupakan sarana kehidupan manusia, tetapi sudah berubah menjadi tujuan hidup manusia.

Teknologi mula-mula merupakan sumberdaya atau  resource untuk menciptakan kekayaan melaui produksdi dan produktifi yang lebih besar. Produksi ini pada mulanya terbatas pada produksi material, merupakan tindakan manusia terhadap alam dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya,. Sasarannya ialah mengubah obyek dalam keadaan alamiahnya kedalam kondisi yang dapat mencukupi kebutuhan manusia. Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman manusia dalam menghadapi alam memperluas penggunaan alat-alat kerja dan teknologi. Cara produksi diperbaiki, diperluas dan dirasionalisasikan. Perkembangan kekuatan produksi menjurus kepada akumulasi dan konsentrasi modal dan pengetahuan. Hal ini terutama terjadi dalam teknologi yang padat modal (capital intensive) padat penelitian (research intensive) dan padat organisasi (organization intensive). Produksi akhirnya tidak hanya meliputi produksi material, tetapi juga prtoduksi sosial, yaitu terciptanya hubungan-hubungan sosial dalam produksi. Hubungan-hubungan sosial berintegrasi dengan produksi material dan mewujudkan sistem produksi.
Salah satu ciri teknologi modern ialah kecenderungannya untuk menjadi otonom. Sejak awal revolusi industri pemikir-pemikir sosial seperti Comte, Marx, juga Freud telah menyinggung masalah otonomi teknologi. L. Winner yang mengembangkan pemikiran J. Ellul menunjukkan bahwa tekonologi berkecenderungan untuk lepas dari pengendalian manusia dalam dua arah, yaitu:
  1. Teknologi menciptakan kebutuhan-kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan oleh teknologi sendiri.
  2. Teknologi mengubah masyarakat, kepercayaan, adat-istiadat dan organisasinya, sehingga dapat disesuaikan dengan tuntutan dan teknologi.
Kedua hal ini oleh Winner disebut dengan istilah “the technological imperative” (keharusan teknologi) dan “reverse adaptatif” (adaptasi berbalik).
Sedikit ungkapan di atas dapat memberikan isyarat, bahwa teknologi bukan saja mempengaruhi proses pertumbuhan sosial budaya, tetapi malah menciptakan kebudayaan baru, seperti istilah Herbert Marcuse, salah seorang yang sangat mencemaskan perkembangan teknologi yang tidak terkendali. Begitu besarnya pengaruh teknologi, sehingga bukan saja merupakan sarana kehidupan manusia, tetapi sudah berubah menjadi penguasa manusia, menjadi tujuan hidupnya. Akibatnya ialah teknologi memisahkan manusia dari tujuan karyanya dan dengan demikian menimbulkan alienasi terhadap masyarakat dimana dia hidup, teknologi menjadi tidak compatible (tidak rukun dan harmonis) dengan nilai-nilai ke4manusiaan.
Pengaruh Iptek terhadap Nilai-Nilai Sosial dan Kemanusiaan
Sistem industri yang menyatu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjalani suatu lompatan yang mutatif, bila dibandingkan dengan  industri rumah tangga atau industri desa tradisional. Bila orang-orang Yunani dan Arab dulu bermatematika dan berdiskusi ilmiah tentang gejala-gejala alam, hukum-hukumnya dan rahasianya interaksinya, demikian juga orang-orang Cina meledakkan mesiu dan kembang-apinya, mereka melakukkannya demi kecintaannya kepada pengetahuan murni, dermikian kebahagiaan hati yang melonjak karena merasa suatu rahasia alam yang terungkapkan. Tapi dunia Barat sesudah abad-abad pertengahan, dengan rasionalisme dan sustu ideologi tertentu yang tidak datang dari kepercayaan nenek moyang atau ajaran agamanya, tetapi dari suatu khas yakni segugus unsur kualitatif yang baru, yakni prinsip pemanfaatan, lalu tumbuh menjadi manipulasi dan eksploitasi berkat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Mesiu dipakai untuk meriam-meriam perang dan astronomi digunakan untuk mencari jalan perdagangan melintasi Tanjung Harapan ke kepulauan rempah-rempah. Hukum-hukum alam dan pengetahuan murni diubah menjadi pengetahuan terapan, menjadi teknologi, dioperasionalkan menjadi industri, dan dilindungi oleh suatu sistem politik dan kekuatan militer tertentu, dan demi pemasarannya yang struktural harus dimanfaatkan, menjadi manipulasi dan eksploitasi sekuruh dunia.
Kehidupan manusia yang digambarkan menjadi cerah dalam zaman Aufklarung dengan variasi orientasi dan inspirasinya, kini secara totaliter dan represif diarahkan kepada suatu tujuan, yakni kelestarian dan kejayaan kapitalisme modern. Dimensi-dimensi lain ditekan karena tidak sesuai dengan tujuan utama tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan lancar, karena teknologi modern mampu memberikan kepuasan semu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dengan memasukkan motivasi serta pengaturan yang tampaknya rasional. Dalam situasi demikian itulah maka manusia bersikap pasif dan reseptif dan tidak mampu lagi menuntut perubahan.
Dalam kehidupan yang serba teknologi ini, manusia dapat mengalami alienasi, manusia tidak lagi hidup secara langsung bebas dengan lingkunagnnya, tetapi secara berangsur-angsur hidup dikelilingi oleh teknologi, organisasi dan sistem yang diciptakan sendiri. Memang berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat bangkit dari tekanan berat alam yang selalu mengganggunya, akan tetapi secara sistematis mulai tergantung pada hasil ciptaannya dan organisasinya. Dominasi alam dapat dilepaskan, tetapi teknologi dan birokrasinya bangkit dengan dominasi dan kekuatannya yang dahsyat menguasai dan menjadikannya tergantung dan lemah, kata Jurgen Moltmann.
-          Dia berbusana, karena melaksanakan perintah industri mode.
-          Di abepergian jauh, karena ditransportasi jaringan bisnis.
-          Dia giat bekerja, karena harus menjadi mata rantai sistem produksi.
-          Seniman melukis, bukan semata mencuatnya rasa estetika dalam jiwanya, tetapi karena kurs komersial.
-          Diplomasi bukan lagi seni negarawan, tetapi karena kesimpulan analisa rahasia inteligence agencies.
-          Perang bukan lagi duel ksatria lawan ksatria, tetapi perlombaan spesialis antara laboratorium satu dengan yang lain.
-          Sarjana tidak lagi meneliti karena cintanya pada ilmu pengetahuan dan kebenaran yang diyakini, tetapi karena kesimpulan studi yang sudah dipesan.
Dalam menghadapi situasi demikian itulah orang mulai sadar dengan datangnya krisisi kehidupan dewasa ini, dalam arti struktur kehidupan sosial tidak mampu lagi memberikan pemecahan yang diharapkan, untuk menjamin kelestarian sistem kehidupan itu sendiri.
Bagi Indonesia, tantangan ini bukan saja terbatas pada bagaimana menghindari kecenderungan-kecenderungan dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di atas yang telah dirasakan oleh masyarakat Barat, melainkan juga bagaimana membentuk struktur sosial budaya yang mampu menghadapinya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab ideologi dan strategi pembangunan nasional, tetapi juga tugas agama dan budaya secara institusional.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi tentunya ini merupakan kabar yang menggembirakan. Teknologi membuat hidup kita lebih nyaman, arus informasi menjadi lebih cepat. Berbagai hiburan tersaji kapanpun kita mau tinggal klik televisi, internet, atau media elektronik lainnya. Namun disamping membawa dampak positif juga ada dampak negatif.
Zaman sekarang, pada umumnya anak muda sudah mempunyaii handphone. Hal tersebut terlihat dari anak SD, SMP, SMA sampai mahasiswa perguruan tinggi yang selalu membawa handphone ketika berpergian keluar rumah, pusat perbelanjaan dan lain - lain. Padahal dulu pada awal tahun 2000 masih jarang yang mempunyai handphone. Sejak saat itu penggunaan handphone mulai merebak namun efeknya sungguh sangat luar biasa baik positif maupun negatif seolah-olah merebak bak jamur.
Sekarang ini anak-anak SD mulai dipegangi hp oleh orang tuanya padahal mereka tak tahu apakah dengan hp tersebut lebih membawa manfaatnya ataukah justru lebih banyak efek negatif. Saat pulang sekolah biasanya dulu sebelum mereka mempunyaii handphone mereka selalu bergerombolan berjalan bersama – sama ke rumah masing-masing sambil bercanda tertawa ria. Mereka begitu akrab satu sama lain. Namun setelah menjamurnya handphone dan banyak yang telah mempunyai handphone, mereka berjalan bersama – sama tetapi interaksi teman satu sama lain berkurang. Perhatian mereka dengan lingkunga sekitar juga berkurang. Handphone secara tak langsung telah merenggangakan hubugan social mereka satu sama lain. Hal tersebut juga berlaku dengan orang tuanya sendiri ataupun dengan lingkungan terdekatnya.
Sebelum mempunyai handphone, mereka sepulang sekolah bermain-main bersama di lapangan, bermain petak umpet, bermain layang-layang di lapangan, bermain kelereng. Namun setelah kini mereka mempunyai hp merekapun asyik dengan dunianya sendiri-sendiri di kamarnya masing –masing sambil main game. Sehingga merekapun semakin hari makin jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya
Sebelum adanya handphone, saat ada acara pernikahan, tahlilan, atau acara-acara masyarakat lainnya, melalui secarik undangan yang dikirimkan salah satu kerabat si pengundang kepada kerabat yang di undang, si pengundang akan datang langsung ke rumah kerabat yang diundang. Namun sekarang setelah adanya handphone mereka hanya memberikan undangan lewat kiriman pesan singkat berupa sms. Dan yang lebih modern saat ini adalah undanga pernikahan melalui facebook dimana kita tinggal mencantumkan undangan dan kita tag ke masing – masing teman kita. Hal tersebut tak masalah karena adanya benturan kepentingan atau sibuk dengan pekerjaan lain sehingga tak sempat memberikan undangan ke rumah teman atau kerabat secara langsung. Namun hal itu secara tidak langsung membuat interaksi dan kontak social berkurang yang menyebabkan berkurang dan hilangnya nilai silaturahim. Inilah salah satu dampak teknologi yang ikut mengambil peran dalam melunturkan nilai – nilai social masyarakat yang sebelumnya dapat mempererat rasa kebersamaan dalam suatu keluarga ataupun dalam suatu kelompok kemasyarakatan.

3.2 Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kebudayaan
Majunya Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah hal yang tidak bisa kita hindari, hal tersebut akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Memang perkembangan TIK sangatlah di perlukan, namun apabila masyarakat Indonesia tidak mampu memfilter perkembangan dunia TIK maka lambat laun bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang cenderung konsumtif. Adapun pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadpa masyarakat Indonesia yakni Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar yang dapat menyebabkan miskin dalam rohani.
· Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan
· Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja,seperti banyaknya remaja yang melakukan seks di luar nikah,
· Bergantinya kebiasaan remaja,contohnya remaja di jaman sekarang ini lebih suka berdiam diri di depan computer untuk mermain game atau lebih suka berdiam berjam – jam hanya untuk sekedar sharing di social media di bandingkan untuk memainkan permainan tradisional.
· Penggunaan dialek bahasa Indonesia yang tidak benar dan terkadang mereka mencampur adukan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam satu kalimat,dan yang terparahnya lagi para remaja jaman sekarang telah menciptakan sendiri Bahasa yang berevolusi dari Bahasa Indonesia di berbagai sosial media yang biasa disebut Bahasa Alay, sangat menggelikan.
Dengan adanya media sosial seperti Facebook, Twitter, Blackberry Messenger (Aplikasi dari SmartPhone Blackberry) . Jika dilihat dari luar memang tujuannya bagus yaitu untuk bersosialisasi, akan tetapi hal ini yang menjadikan dunia ini seperti perkampungan kecil karna tidak perlu bertemu banyak orang untuk berteman dengan banyak orang.

3.3 Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kemanusiaan
Konsep Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka. Sistem nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap dan tingkah laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat.
Unsur-unsur Kebudayaan (Menurut Koentjaraningrat) :
1.      Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan
2.      Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:kekerabatan,asosiasi dan perkumpulan,sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup,  perkumpulan
3.      Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
4.      Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:  lisan dan tulisan
5.      Kesenian yang meliputi: seni patung/pahat,  relief, lukis dan gambar, rias, vokal,  musik,  bangunan,  kesusastraan, drama
6.      Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan,  bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan
7.      Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi,  peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah,  pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata.

2.      Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan(herimanto dan winarno, 2010.35).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan:
1.      Discovery dan invention
Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.Menurut Linton, Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan invention adalah penerapan yang baru dari pengetahuan. Basic invention dapat diterangkan sebagi suatu peristiwa yang meliputi pemakaian prinsip baru atau kombinasi dari prinsip baru. Basic disini mempunyai arti, bahwa ia membuka kemungkinan akan adanya kemajuan dan menjadi dasar dari berbagai invention. Improving invention Artinya adalah memperbaiki penemuan yang telah ada

2.      Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
Heriamanto dan winarno, mengemukakan penyebaran budaya atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudadayaan dari satu kelompok ke kelopok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.kebudayaan kelompok masayarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain.misalnya kebudayaan dari masyarakat Barat (negara-negara eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa asia dan arika).Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Difusi budaya bisa menimbulkan masalah.Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk.contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada  era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi prilaku sebagian masyarakat indonesia. Misalnya, pola hidup komsumtif, pragmatis, dan individualistik.Akibatnya seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat indonesia.
3.      Akulturasi
Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi:
• Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
• Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
• Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
• Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya
• Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.
Herimanto dan winarno( 2010.Hal 37), mengemukakan akulturasi berarti petemun antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda.Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun masing- masing masih memperlihatkan unsur-unsur kebudayaannya.
4.      Asimilasi
Asimilasi dalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan anatar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu.Asimilasi terjadi karena proses yang berlansung lama dan intensif antara mereka yang  berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan.pada umunya, asimilasi menghasilakan kebudayaan baru.
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
  Faktor toleransi
  Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi
   Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
   Faktor perkawinan campuran
Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang system nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain;
a.       Jarak komunikasi antar etnis
b.      Pelaksanaan pembangunan
c.       Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan tidak manusiawi. Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap saling menyayangi, melindungi, menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaliknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan manusia menderita.

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan
Nilai social dan etika dalam masyarakat membantu dalam menentukan baik buruknya perilaku tiap – tiap individu dalam melakukan kontak social. Semakin besar perkembangan teknologi membuat beberapa perubahan di bidang social mengenai nilai – nilai social dalam masyarakat.
Setinggi apapun kemajuan teknologi yang ditawarkan kepada kita akan tetapi kita salah menggunakannya tentu akan membuat hidup kita menjadi salah jalan, justru teknologi tersebut akan menyesatkan hidup kita sehingga nilai – nilai budaya hidup kita tidak lagi sesuai dengan yang kita harapkan, akhirnya ada yang harus dikorbankan dari kejadian tersebut.
Semuanya berpulang kembali kepada kita manusia sebagai makluk sosial, apakah teknologi yang sedemikian canggih ini dapat kita maksimalkan penggunaannya atau justru perkembangan teknologi yang menyeret kita pada hancurnya kebudayaan kita ? Hanya anda dan saya yang bisa menjawabnya.

4.2 Saran
Dengan adanya pengaruh teknologi yang melunturkan nilai social, oleh sebab itu sebaiknya penggunaan teknologi yang sifat dasarnya membantu pekerjaan manusia, tidak digunakan secara berlebihan. Sehingga tidak mempengaruhi nilai social yang sebelumnya telah ada di masyarakat. Selain itu, para orang tua mulai memberi bimbingan pada anak agar menggunakan teknologi secara baik. Untuk para anak – anak sebaiknya mengutamakan interaksi dalam hubungan social daripada interaksi dengan teknologi dalam dunianya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar