BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
teknologi di Indonesia sangat pesat. Informasi dapat diterima dengan mudah dan
cepat dari mana saja dan kapan saja. Perkembangan teknologi ini juga semakin
mempermudah kinerja dalam berbagai bidang. Seperti pada bidang komonikasi
semakin mudah dengan adanya internet, telephone, dan lainnya. Pada bidang
transportasi dengan adanya kendaraan seperti mobil, motor, pesawat dan lainnya.
Hal
tersebut tentunya memiliki dampak yang beragam pada kehidupan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dapak tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap
nilai-nilai sosial, budaya dan kemanusiaan yang akan dibahas pada bab-bab
berikutnya.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Apakah
pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial?
2. Adakah
pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya?
3. Apakah
pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan?
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial.
2. Untuk
mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya.
3. Untuk
mengetahui pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan.
1.4
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
penelitian, sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengaruh tyeknologi informasiterhadap nilai sosial.
2. Mengetahui
pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai budaya.
3. Mengetahui
pengaruh tyeknologi informasi terhadap nilai kemanusiaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Yosef
Dwi Wahyu Wibowo. 2011. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Etika dan Nilai
Sosial
Etika berasal dari
bahasa Yunani Kuno, “ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika
mempelajari nilai atau kualitas mengenai standar dan penilaian moral. Etika
menjadi prinsip mengenai penilaian benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab dalam masyarakat.
Etika dimulai bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan mereka.
Kebutuhan akan refleksi itu akan dirasakan, antara lain karena pendapat etis
antar satu orang tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah
diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia.
Sebenarnya, tidak
setiap hal mengenai penilaian perbuatan manusia dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika juga menjadi suatu ilmu. Objek dari etika adalah
tingkah laku manusia sendiri. Akan tetapi berbeda dengan ilmu lain yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif;
etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Dibawah ini adalah
beberapa penjelasan definisi nilai sosial menurut para ahli sosiologi :
a.
Woods
Nilai sosial
merupakan petunjuk umum dan mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
b.
Young
Nilai sosial
merupakan asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
benar dan apa yang penting.
c.
Green
Nilai sosial
merupakan kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi terhadap
ide, objek dan orang perorangan.
d.
Jack Fraenkel
Nilai adalah suatu
ide, gagasan dan konsep tentang apa yang dipikir penting oleh seseorang dalam
hidupnya. Jika ia menilai sesuatu dan menganggapnya berharga untuk dimilki, maka
hal itu juga bermanfaat untuk dilakukan dan dicoba.
e.
Milton Rokeah
Nilai merupakan
suatu jenis keyakinan, yang terletak pada pusat dan system keyakinan dari
seseorang tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak patut dalam
melakukan sesuatu atau sekilas juga mengenai apa yang berharga dan tidak
berharga untuk dicapai, dikerjakan ataupun dipercayai.
Teknologi Dalam
Masyarakat
Teknik atau rekayasa
adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia.
Menurut sejarahnya, banyak para ahli yang meyakini kemampuan teknik manusia
sudah tertanam secara natural. Hal ini ditandai dengan kemampuan manusia purba untuk
membuat peralatan peralatan dari batu. Dengan kata lain teknik pada mulanya
didasari dengan trial and error untuk
menciptakan alat untuk mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan
berjalannya waktu, ilmu pengetahuan mulai berkembang, dan mulai mengubah cara
pandang manusia terhadap bagaimana alam bekerja. Perkembangan ilmu pengetahuan
ini lah yang kemudian mengubah cara teknik bekerja hingga seperti sekrang ini.
Orang tidak lagi begitu mengandalakan trial
and error dalam menciptakan atau mendesain peralatan, melainkan lebih
mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam mendesain.
Teknologi merupakan
proses yang meningkatkan nilai tambah, dimana produk yang digunakan dan
dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja manusia
Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Karena itu pada
makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan
teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa
kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa
teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri
efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang
menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia
terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan
wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama
teknologi industri, yaitu :
a.
pesawat terbang
b.
maritim dan perkapalan
c. alat transportasi
d.
elektronika dan komunikasi
e. energi
f. rekayasa
g. alat-alat dan mesin-mesin pertanian
h.
pertahanan dan keamanan.
Manfaat Teknologi
Tentu saja iptek
tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa
mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah
kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negatif dari perkembanganteknologi
dilihat dari berbagai bidang:
a.
Bidang Informasi dan
komunikasi
Dalam bidang
informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
○ Kita akan lebih
cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian
manapun melalui internet
○ Kita dapat
berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan
melalui handphone
○ Kita mendapatkan
layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Disamping keuntungan-keuntungan
yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan
juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
○ Pemanfaatan jasa
komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
○ Penggunaan informasi
tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan
pihak tertentu untuk tujuan tertentu
○ Kerahasiaan alat tes
semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes
psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung
dari internet.
○ Kecemasan teknologi,
selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan
komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam
komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya
modem internet karena disambar petir.
b.
Bidang Sosial dan
Budaya
Akibat kemajuan teknologi
yang dapat kita lihat antara lain adalah
·
Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang
berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai
pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan
perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria
semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From
Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John
Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin
membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota
parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
·
Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di
negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai
suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa
Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
·
Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan
sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun
dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh
negatip pada aspek budaya:
·
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di
kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian
warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
·
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin
meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,
seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja
dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
·
Pola interaksi antar manusia yang berubah, kehadiran komputer
pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
2.2
Qadryansyahnoor.
2013. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kebudayaan
Pada
masa sekarang ini banyak sekali pengaruh pengaruh di negara dan budaya dengan
kemajuannya teknologi informasi,termasuk negara kita Indonesia.Dengan
melesatnya perkembangan teknologi informasi ini, maka semakin banyak pengaruh
pengaruh terhadap nilai-nilai pelestarian di budaya indonesia, perkembangan 3T
(Transportasi,Telekomunikasi,dan Teknologi) mengakibatkakan banyak berkurangnya
ke inginan untuk melestarikan budaya kita. Contoh pada Transportasi, seperti
bajaj di jakarta, bajaj sekarang bnyak kemunduran karena adanya mobil mewah dan
bearkecepatan tinggi di bandingkan bajaj, maka dari itu manusia banyak yang
menggunakan mobil dibandingkan bajaj untuk menjadikan transportasi umum di
daerah ibu kota jakarta. Dan pada Telekomunikasi, banyak alat canggih yang bisa
menghubungkan kita dari suatu tempat ketempat lain, seperti Hp,internet dll,
sehingga dapat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu
bangsa. Dan pada teknologi, tidak diragukan lagi teknologi di zaman sekarang,
semakin canggih dukungan teknologi tersebut, makin besar pengaruh sikap mental
kita, yang bersantai santai. Perkembangan IT sekarang banyak berubah
fungsi,banyak orang jahat yang mengandalkan teknologi untuk memakai
kejahatan,lain halnya dengan IT yang merupakan media yang tidak mengenal
pembatasan antar daerah walaupun negara. Banyak orang orang diantara kita yang
membawa dampak negatif dalam penggunaan teknologi yang telah berkembang pesat.
Dengan
majunya Teknologi Informasi adalah hal yang tidak bisa kita hindari , hal
tersebut semakin berkembang dengan perkembangan zaman. Ada pun dampak negatif
yang di timbulkan oleh kemajuan Teknologi Informasi pada warga negara
indonesia, khususnya pada kalangan remaja indonesia, hanya banyak menggunakan
teknologi sebagai jaringan sosial, sudah kita ketahui, banyak aplikasi yang
mempermudah untuk bersosialisasi.
Budaya
indonesia yang dulunya ramah tamah, gotong royong dan royalitas dalam
menciptakan kesatuan bangnsa,mengakibatkan kenakalan pada kaum remaja pada saat
iniseperti perkelahian,tauran,coret coret tembok, dan tidak hanya pada kaum
muda, banyak kaum kalangan atas, menggunakan teknologi informasi dalam
berbisnis yang negatif, seperti bisnis narkoba dan semacamnya. Bergantinya
kebiasaan remaja pada masa masa ini, sudah banyak warnet warnet yang membuat
kaum muda bangsa kita, mempengaruhi untuk pergi ke warnet dari pada sekolah dan
ke masjid hanya untuk bermain game dan bersosialisasi di internet. Kita hidup
didunia ini bukan hanya untuk bersosialisai kepada teman,kerabat,pacar,ataupun
orang yang baru kita kenal melalui aplikasi seperti twitter,facebook dan lain
lain, kita harus berkomunikasi kepada pencipta kita allah SWT dengan cara
bedoa.
Jika
kita lihat berkomunikasi memang sangat penting tujuannya, akan tetapi hal ini
memperkcil silahturahmi kepada tetangga dan saudara-saudara kita karena tidak
petuman satu sama lain. Kebudayaan di indonesia sangat bnayak, bebudayalah
dengan ukhuwah islamiyah dan akhalak yang baik.
Setinggi
apapun Teknologi yang kita dapatkan sekarang apabila kita salah menggunakannya,
kita bisa tersat dan salah jalan, yang bisa mempengaruhi hidup dan budaya kita,
Indonesia terkenal karena kebudayaannya , janganlah menghilangkan ciri khas
indonesia dngan merusak budaya kita dengan teknologi, gunakan teknologi informasi
sebaik mungkin. Hanya kita dan kaum muda sekarang yang bisa memaksimalkan
teknologi ini untuk kedepannya.
2.3
Arifuad99.
2011. Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kemanusiaan
Manusia
dalam dimensi teknik pada masa lau kurang mendapat dari kajian filsafat. Hal
demikian dikarenakan beberapa sebab:
Pertama,
filsafat lebih dikuasai oleh aliran metafisik, terutama aliran Platonis. Dalam
filsafat Yunani, kerja keras dipandang sebagai hal negatif.
Kedua,
filsafat lebih merupakan “conceptual engineering” atau rekayasa pemikiran dan
kurang merupakan “material engineering” atau rekayasa materi.
Ketiga,
adanya pandangan dikhotomis antara teori dan praktek.
Keempat,
filsafat antropologi kurang memperhatikan lingkungan. Lingkungan manusia hanya
dipandang sebagai panggung dimana drama moral dan religi dipentaskan.
Hampir-hampir tidak pernah dipertanyakan apakah dunia itu manusiawi atau tidak.
Pada
akhir-akhir ini filsafat memberikan perhatian yang besar dan luas terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tulisan-tulisan dalam bidang ini dapat dibagi dalam
dua kelompok :
Pertama,
kelompok yang menekankan nilai-nilai positif dari ilmu pengatahuan dan
teknologi. Teknologi dilihat sebagai eksistensi dari manusia, seperti kata Mc
Luhan, atau teknologi dianggap sebagai sebagai proses spiritualisasi dari
material, atau sebgai proses dimana manusia semakin mendunia.
Kedua,
kelompok lain yang lebih menitikberatkan pada kritik dan keprihatinan terhadap
ilmu pengetahuan modern dan teknologi. Asumsi ideologisnya adalah kenyataan
timbulnya akibat-akibat yang fatal bagi manusia, karena oleh teknologi dan
salah penggunaan kecanggihan ilmu pengetahuan, seperti pencemaran, alienasi,
hancurnya tata nilai kemanuisaan dan lain sebagainya.
Argumen
yang dikemukakan berbeda-beda menurut pandangan dasar masing-masing tentang
manusia dan dinamika teknologi sendiri.
Meskipun
selalu terdapat adanya hubungan dialektis antara ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi dewasa ini terjadi perubahan tekanan. Pandangan tradisional
menganggap ilmu pengetahuan sebagai spekulasi murni, sedangkan teknologi
sebagai penerapan dari rumusan-rumusan ilmiah dalam hidup praktis. Pada dewasa
ini batas antara kegiatan ilmu pengetahuan dan kegiatan teknik tidak dapat
ditegaskan secara tajam, terutama dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan baru,
seperti managemen, sosiologi, psikologi, mana yang disebut ilmunya dan mana
yang tekniknya?. Untuk menunjukkan kaitan yang erat antara ilmu pengetahuan
(science) dan teknologi itu, mak J. Elul menggunakan istikah “technique” yang
berarti “keseluruhan dari metoda yang dicapai secara rasional dan memiliki
efisiensi mutlak (dalam tahap perkembangan tertentu) dalam setiap kegiatan
manusia”.
Peranan
ilmu pengetahuan dna teknologi memangnampak begitu besar dan menetukan dalam
zaman modern, lebih-lebih bagi negar-negara sedang berkembang yang sedang
menjalankan program pembangunannya. Pengaruhnya bukan saja terbatas pada pola
pemakaian secara praktis, tetapi secara menyeluruh sampai pada kehidupan sosial
budaya. Meskipun demikian perlu disadari, bahwa unsur-unsur yang
infrastruktural dalam kehidupan manusia tidak dapat cuma digantikan oleh
peranan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, masih ada unsur-unsur lain yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, seperti tata nilai, tata hidup dan
sebagainya. Antara unsur yang infrastruktural itu terjadi interaksi yang ikut
menentukan kebudayaan manusia.
Ilmu
pengatahuan dan teknologi yang sedang berkembang di Indonesia, seperti halnya
di negara-negara berkembang lainnya, tumbuh dalam cangkokan budaya. Ini berarti
bahwa tata pikir, tata nilai dan tata hidup yang asli tidak dengan sendirinya
dapat sejalan dan mendukung terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern tersebut. Membanjirnya ilmu pengetahuan dan
teknologi dari luar ke dalam pasaran kehidupan masyarakat Indonesia tanpa
diimbangi dengan kepribadian yang kuat atau orientasi dan siakp yang utuh
(integrated) dalam menghadapi secara baik dan tepat, akan menimbulkan munculnya
bentuk dan pola hidup yang “alienated” (terasing) seperti istilah yang dipakai
Erich From, seperti kebudayaan etalage, yang tidak mampu menyerap dan
mengintegrir ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem nilai yang dihayati.
Kecenderungan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Harus
diakui bahwa ilmu pengethauan dan teknologi merupakan pencapaian tertinggi
dalam kebudayaan manusia, dan produk penerapannya dapat memberi banyak manfaat
bagi manusia untuk peningkatan kualitas hidupnya dan meringankan beban
hidupnya.
Secar
historis tonggak-tonggak yang mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan modern dan
memacu perkembangannya terlihat dalam :
- Renaissance (kebangkitan kembali), yang
tumbuh sebagai orientasi baru dalam abad ke-15 dan 16 M merupakan titik
balik yang pada dasarnya meletakkan sendi-sendi bangunan ilmu pengetahuan
modern. Disitulah terungkap gerakan subyektivitasme yang memberikan
kepercayaan manusia pada diri sendiri, kepada kemampuan sendiri, dan
harapan untuk mampu mencapai keinginan dan cita-cita dengan kekuatannya
sendiri. Suatu optimisme baru yang berorientasi kepada “antorposentrisme”
(humanisme), “individiualisme” “natuaralisme”. Pemikir-pemikir seperti
Galileo Galilei dan Kepler adalah perintis gerakan tersebut.
- Rasionalisme, suatu gerakan yang mempertajam
renaissance, yang dialkukan oleh Descrates pada abad ke -17. Descrates
maju selangkah dengan thesis bahwa manusia pada hakekatnya adalah
“kesadaran”, adalah “subyek”, adalah “aku”. Disinilah kunci bangunan ilmu
pengetahuan modern, yakni ilmu pengetahuan harus dimulai dari “rasio” dari
kesadaran manusia. Dengan demikian terkuaklah tabir keimanan dan
kepercayaan yang menyelubungi alam kehidupan manusia pada zaman itu,
menjadi terbuka lebar. Manusia merasa mampu melihat kenyataan dengan mata
kepalanya sendiri.
- Aufklaring (zaman pencerahan) pada abad
ke 18 M. Ratio akhirnya memberikan penerangan, mendatangkan kecerahan
dalam natural manusia. Kenyataan bukan sebagai “yang dipercaya” tetapi
sebagai “yang dilihat”, “yang dialami” sendiri. Orientasi ini dengan
sendirinya mendorong kepada penghargaan terhadap pengalaman, terhadap apa
yang ditangkap melalui panca indera. Suatua empirisme yang mendorong laju
naluri “ingin tahu” manusia menjadi rangkaian latihan ilmiah secara logis
dan sistematis. Atas dasar orientasi empirisme inilah maka para ilmuan
berusaha untuk menemukan cara dan metode ilmiah empirik untuk menangkap
dan mengungkapkan realitas yang kongkrit. Demikian pada abad ke 19 M
menjadi perubahan-perubahan besar dalam alam pikiran masyarakat, yang
terungkap baik dalam kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi, yang
mengantar lahirnya abad industri.
Sejalan
dengan proses dasar-dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan tersebut, terjadilah dua
peristiwa budaya, yakni terjadi proses sekularisme dan fragmentasi.
Sekularisme adalah istilah yang sekarang banyak dibicarakan, tetapi
relaitasnya sudah berlangsung sejak beberapa abad yang lampau. Pada hakikatnya
sekularisme menginginkan adanya perbedaan tajam antara agama dan ilmu
pengetahuan, dan memandang ilmu pengetahuan itu otonom dalam dirinya. Mistilah
sekularisme menunjukkan pengertian pemindahan sesuatu dari lingkungan sakral ke
dalam lingkungan dunia. In concreto pada zaman itu sekularisme merupakan
usaha-usaha pembebasan diri dari yurisdiksi agama. Hal ini dapat dimaklumi
karena sering terjadi wewenang keagamaan terlalu jauh mencampuri keduniawian.
Dalam sekularisme juga terkandung keinginan emansipatoris manusia menuju kepada
pembebasan dari tekanan-tekanan luar. Dengan demikian dalam sekularisasi ini
terbaca adanya kesadaran akan demensi baru, yaitu otonomi manusia, dimana
manusia akan dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara otentik dan rasional.
Fragmentasi,
merupakan
gejala baru pada pada zaman itu bersamaan dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
empiris. Obyek ilmu pengetahuan ialah gejala penginderaan yang merupakan data
individual. Dan sesuai dengan sifat data individual itu maka pendekatan ilmiah
yang dilakukan ialah memisahkan jenis data tertentu dari jenis data lainnya ke
dalam masing-masing kelompok. Pada dasarnya, kata E. Cassirer, bahwa ilmu
pengetahuan empiris itu bersifat fragmentaris sehingga memberikan pandangan
fragmentaris pula. Adanya diferensiasi dan spesialisasi yang terjadi dalam
ilmu-ilmu pengetahuan empiris lebih mendukung fragmentaris pandangan dan
wawasan, sehingga sulit diperoleh pandangan yang integral dan konprehensif.
Fragmentasi ini dapat membawa orang hidup dalam dunianya masing-masing,
terpanjang dalam keahliannya, dan lebih ekstrim lagi menjadi tertutup dan sulit
berkomunikasi dengan dunia luar.
Dalam
iklim dan pola pemikiran tersebut di atas, maka muncullah sebagai
kelanjutannya beberapa orientasi yang dapat kita ikuti sejak abad ke-19 M, yang
berupa :
- Sekularisme.
Orientasi
ini bukan lagi sebagai sikap emansipatoris dan otonomi manusia, tetapi sudah
melihat dunia sebagai satu-satunya kenyataan yang mandiri. Orientasi ini secara
bertahap disertai dengan sikap yang menolak campur tangan Tuhan dalam
perilaku manusia, seperti terlihat dalam orientasi “Deisme” di Inggris pada
abad ke-19 M. yang pada akhirnya ditentukan oleh sikap radikal yang menolak
eksistensi Tuhan itu sendiri sebagai kenyataan absolut. Maka sekularisme
berkembang menjadi atheisme. Bentuk-bentuk atheisme dapat terwujud dengan
ungkapan-ungkapan seperti :
-
Manusia sebagai tujuan dirinya sendiri. (Marx)
-
Manusia sebagai kebebasan mutlak (Sartre)
-
Tuhan sudah mati (Nietzsche)
Dengan
potensinya intrinsik dan natural, manusia merasa mampu untuk berbuat
segalanya dan siap menjadi penguasa tunggal di dunia. Dimensi religius
sebagai ciri hakiki manusia diingkari secara radikal.
- Scientisme
Yang
menyatakan kebenaran adalah ditangan science (ilmu pengetahuan). Tidak ada
kebenaran kecuali kebenaran ilmiah. Orientasi ini merupakan pendewaan terhadap
ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya berkembang menjadi suatu ideologi, karena
beroretensi mampu mengubah dunia dengan suatu arah, arti dan nilai baru dalam
kehidupan manusia ini. Kebahagiaan manusia harus dicari melalui proses kegiatan
ilmiah dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu pengetahuan, yang kemudian
dianggap telah berhasil mengungkapkan penemuan-penemuan baru yang serba
menakjubkan.
- pragmatisme
pandangan
ini melihat bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan, segala sesuatu menjadi
relatif, termasuk manusia. Manusia yang zaman renaisanse dijadikan unggulan
utama, sekarang tidak lagi dilihat sebagai ukuran. Dan kehidupan, bukan manusia
sebagai wujud yang menentukan, tetapi kegunaan dan fungsinya. Sesuatu hanya
akan bernilai sejauh ia memberikan kegunaan atau kemanfaatan dan berfungsi bagi
kehidupan manusia. Dari pandangan ini jelaslah bahwa nilai-nilai menjadi
relatif dan orientasi orang terarah pada hal-hal utiliter (ada kegunaannya),
dan dengan demikian sudah mengarah pada materialisme.
Eksistensi
ilmu pengetahuan dan perkembangannya yang pesat melahirkan hasil yang
mengagumkan dalam wujud teknologi, merupakan raksasa yang kuat dan kuasa.
Begitu besarnya pengaruh teknologi sehingga ia bukan saja merupakan sarana
kehidupan manusia, tetapi sudah berubah menjadi tujuan hidup manusia.
Teknologi
mula-mula merupakan sumberdaya atau resource untuk menciptakan kekayaan
melaui produksdi dan produktifi yang lebih besar. Produksi ini pada mulanya
terbatas pada produksi material, merupakan tindakan manusia terhadap alam dalam
usaha memenuhi kebutuhan hidupnya,. Sasarannya ialah mengubah obyek dalam
keadaan alamiahnya kedalam kondisi yang dapat mencukupi kebutuhan manusia.
Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman manusia dalam menghadapi alam
memperluas penggunaan alat-alat kerja dan teknologi. Cara produksi diperbaiki,
diperluas dan dirasionalisasikan. Perkembangan kekuatan produksi menjurus kepada
akumulasi dan konsentrasi modal dan pengetahuan. Hal ini terutama terjadi dalam
teknologi yang padat modal (capital intensive) padat penelitian (research
intensive) dan padat organisasi (organization intensive). Produksi akhirnya
tidak hanya meliputi produksi material, tetapi juga prtoduksi sosial, yaitu
terciptanya hubungan-hubungan sosial dalam produksi. Hubungan-hubungan sosial
berintegrasi dengan produksi material dan mewujudkan sistem produksi.
Salah
satu ciri teknologi modern ialah kecenderungannya untuk menjadi otonom. Sejak
awal revolusi industri pemikir-pemikir sosial seperti Comte, Marx, juga Freud
telah menyinggung masalah otonomi teknologi. L. Winner yang mengembangkan
pemikiran J. Ellul menunjukkan bahwa tekonologi berkecenderungan untuk lepas
dari pengendalian manusia dalam dua arah, yaitu:
- Teknologi menciptakan
kebutuhan-kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan oleh teknologi sendiri.
- Teknologi mengubah masyarakat,
kepercayaan, adat-istiadat dan organisasinya, sehingga dapat disesuaikan
dengan tuntutan dan teknologi.
Kedua
hal ini oleh Winner disebut dengan istilah “the technological imperative”
(keharusan teknologi) dan “reverse adaptatif” (adaptasi berbalik).
Sedikit
ungkapan di atas dapat memberikan isyarat, bahwa teknologi bukan saja mempengaruhi
proses pertumbuhan sosial budaya, tetapi malah menciptakan kebudayaan baru,
seperti istilah Herbert Marcuse, salah seorang yang sangat mencemaskan
perkembangan teknologi yang tidak terkendali. Begitu besarnya pengaruh
teknologi, sehingga bukan saja merupakan sarana kehidupan manusia, tetapi sudah
berubah menjadi penguasa manusia, menjadi tujuan hidupnya. Akibatnya ialah
teknologi memisahkan manusia dari tujuan karyanya dan dengan demikian
menimbulkan alienasi terhadap masyarakat dimana dia hidup, teknologi menjadi
tidak compatible (tidak rukun dan harmonis) dengan nilai-nilai ke4manusiaan.
Pengaruh
Iptek terhadap Nilai-Nilai Sosial dan Kemanusiaan
Sistem
industri yang menyatu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjalani
suatu lompatan yang mutatif, bila dibandingkan dengan industri rumah
tangga atau industri desa tradisional. Bila orang-orang Yunani dan Arab dulu
bermatematika dan berdiskusi ilmiah tentang gejala-gejala alam, hukum-hukumnya
dan rahasianya interaksinya, demikian juga orang-orang Cina meledakkan mesiu
dan kembang-apinya, mereka melakukkannya demi kecintaannya kepada pengetahuan
murni, dermikian kebahagiaan hati yang melonjak karena merasa suatu rahasia
alam yang terungkapkan. Tapi dunia Barat sesudah abad-abad pertengahan, dengan
rasionalisme dan sustu ideologi tertentu yang tidak datang dari kepercayaan
nenek moyang atau ajaran agamanya, tetapi dari suatu khas yakni segugus unsur
kualitatif yang baru, yakni prinsip pemanfaatan, lalu tumbuh menjadi manipulasi
dan eksploitasi berkat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
baru. Mesiu dipakai untuk meriam-meriam perang dan astronomi digunakan untuk
mencari jalan perdagangan melintasi Tanjung Harapan ke kepulauan rempah-rempah.
Hukum-hukum alam dan pengetahuan murni diubah menjadi pengetahuan
terapan, menjadi teknologi, dioperasionalkan menjadi industri, dan
dilindungi oleh suatu sistem politik dan kekuatan militer tertentu, dan demi
pemasarannya yang struktural harus dimanfaatkan, menjadi manipulasi dan
eksploitasi sekuruh dunia.
Kehidupan
manusia yang digambarkan menjadi cerah dalam zaman Aufklarung dengan variasi
orientasi dan inspirasinya, kini secara totaliter dan represif diarahkan kepada
suatu tujuan, yakni kelestarian dan kejayaan kapitalisme modern.
Dimensi-dimensi lain ditekan karena tidak sesuai dengan tujuan utama tersebut.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan lancar, karena teknologi modern mampu
memberikan kepuasan semu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dengan
memasukkan motivasi serta pengaturan yang tampaknya rasional. Dalam situasi
demikian itulah maka manusia bersikap pasif dan reseptif dan tidak mampu lagi
menuntut perubahan.
Dalam
kehidupan yang serba teknologi ini, manusia dapat mengalami alienasi, manusia
tidak lagi hidup secara langsung bebas dengan lingkunagnnya, tetapi secara
berangsur-angsur hidup dikelilingi oleh teknologi, organisasi dan sistem yang
diciptakan sendiri. Memang berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat
bangkit dari tekanan berat alam yang selalu mengganggunya, akan tetapi secara sistematis
mulai tergantung pada hasil ciptaannya dan organisasinya. Dominasi alam dapat
dilepaskan, tetapi teknologi dan birokrasinya bangkit dengan dominasi dan
kekuatannya yang dahsyat menguasai dan menjadikannya tergantung dan lemah, kata
Jurgen Moltmann.
-
Dia berbusana, karena melaksanakan perintah industri mode.
-
Di abepergian jauh, karena ditransportasi jaringan bisnis.
-
Dia giat bekerja, karena harus menjadi mata rantai sistem produksi.
-
Seniman melukis, bukan semata mencuatnya rasa estetika dalam jiwanya, tetapi
karena kurs komersial.
-
Diplomasi bukan lagi seni negarawan, tetapi karena kesimpulan analisa rahasia
inteligence agencies.
-
Perang bukan lagi duel ksatria lawan ksatria, tetapi perlombaan spesialis
antara laboratorium satu dengan yang lain.
-
Sarjana tidak lagi meneliti karena cintanya pada ilmu pengetahuan dan kebenaran
yang diyakini, tetapi karena kesimpulan studi yang sudah dipesan.
Dalam
menghadapi situasi demikian itulah orang mulai sadar dengan datangnya krisisi
kehidupan dewasa ini, dalam arti struktur kehidupan sosial tidak mampu lagi
memberikan pemecahan yang diharapkan, untuk menjamin kelestarian sistem
kehidupan itu sendiri.
Bagi
Indonesia, tantangan ini bukan saja terbatas pada bagaimana menghindari
kecenderungan-kecenderungan dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut di atas yang telah dirasakan oleh masyarakat Barat, melainkan juga
bagaimana membentuk struktur sosial budaya yang mampu menghadapinya. Hal ini
bukan hanya menjadi tanggung jawab ideologi dan strategi pembangunan nasional,
tetapi juga tugas agama dan budaya secara institusional.
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Sosial
Seiring berkembangnya zaman
dan teknologi tentunya ini merupakan kabar yang menggembirakan. Teknologi
membuat hidup kita lebih nyaman, arus informasi menjadi lebih cepat. Berbagai
hiburan tersaji kapanpun kita mau tinggal klik televisi, internet, atau media
elektronik lainnya. Namun disamping membawa dampak positif juga ada dampak
negatif.
Zaman sekarang, pada umumnya
anak muda sudah mempunyaii handphone. Hal tersebut terlihat dari anak SD, SMP,
SMA sampai mahasiswa perguruan tinggi yang selalu membawa handphone ketika
berpergian keluar rumah, pusat perbelanjaan dan lain - lain. Padahal dulu pada
awal tahun 2000 masih jarang yang mempunyai handphone. Sejak saat itu
penggunaan handphone mulai merebak namun efeknya sungguh sangat luar biasa baik
positif maupun negatif seolah-olah merebak bak jamur.
Sekarang ini anak-anak SD
mulai dipegangi hp oleh orang tuanya padahal mereka tak tahu apakah dengan hp
tersebut lebih membawa manfaatnya ataukah justru lebih banyak efek negatif.
Saat pulang sekolah biasanya dulu sebelum mereka mempunyaii handphone mereka
selalu bergerombolan berjalan bersama – sama ke rumah masing-masing sambil
bercanda tertawa ria. Mereka begitu akrab satu sama lain. Namun setelah
menjamurnya handphone dan banyak yang telah mempunyai handphone, mereka
berjalan bersama – sama tetapi interaksi teman satu sama lain berkurang.
Perhatian mereka dengan lingkunga sekitar juga berkurang. Handphone secara tak
langsung telah merenggangakan hubugan social mereka satu sama lain. Hal
tersebut juga berlaku dengan orang tuanya sendiri ataupun dengan lingkungan
terdekatnya.
Sebelum mempunyai handphone,
mereka sepulang sekolah bermain-main bersama di lapangan, bermain petak umpet,
bermain layang-layang di lapangan, bermain kelereng. Namun setelah kini mereka
mempunyai hp merekapun asyik dengan dunianya sendiri-sendiri di kamarnya masing
–masing sambil main game. Sehingga merekapun semakin hari makin jarang bergaul
dengan teman-teman sebayanya
Sebelum adanya handphone,
saat ada acara pernikahan, tahlilan, atau acara-acara masyarakat lainnya,
melalui secarik undangan yang dikirimkan salah satu kerabat si pengundang
kepada kerabat yang di undang, si pengundang akan datang langsung ke rumah
kerabat yang diundang. Namun sekarang setelah adanya handphone mereka hanya
memberikan undangan lewat kiriman pesan singkat berupa sms. Dan yang lebih
modern saat ini adalah undanga pernikahan melalui facebook dimana kita tinggal
mencantumkan undangan dan kita tag ke masing – masing teman kita. Hal tersebut
tak masalah karena adanya benturan kepentingan atau sibuk dengan pekerjaan lain
sehingga tak sempat memberikan undangan ke rumah teman atau kerabat secara
langsung. Namun hal itu secara tidak langsung membuat interaksi dan kontak
social berkurang yang menyebabkan berkurang dan hilangnya nilai silaturahim.
Inilah salah satu dampak teknologi yang ikut mengambil peran dalam melunturkan
nilai – nilai social masyarakat yang sebelumnya dapat mempererat rasa
kebersamaan dalam suatu keluarga ataupun dalam suatu kelompok kemasyarakatan.
3.2
Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kebudayaan
Majunya Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah hal yang tidak bisa kita hindari, hal tersebut akan semakin
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Memang perkembangan TIK sangatlah
di perlukan, namun apabila masyarakat Indonesia tidak mampu memfilter
perkembangan dunia TIK maka lambat laun bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
yang cenderung konsumtif. Adapun pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh
kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadpa masyarakat Indonesia yakni
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja
dan pelajar yang dapat menyebabkan miskin dalam rohani.
· Budaya Indonesia yang dulunya
ramah-tamah, gotong royong dan sopan telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal
yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya kenakalan
dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam
berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan
· Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja,seperti banyaknya remaja yang melakukan seks di luar nikah,
· Bergantinya kebiasaan remaja,contohnya remaja di jaman sekarang ini lebih suka berdiam diri di depan computer untuk mermain game atau lebih suka berdiam berjam – jam hanya untuk sekedar sharing di social media di bandingkan untuk memainkan permainan tradisional.
· Penggunaan dialek bahasa Indonesia yang tidak benar dan terkadang mereka mencampur adukan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam satu kalimat,dan yang terparahnya lagi para remaja jaman sekarang telah menciptakan sendiri Bahasa yang berevolusi dari Bahasa Indonesia di berbagai sosial media yang biasa disebut Bahasa Alay, sangat menggelikan.
Dengan adanya media sosial seperti Facebook, Twitter, Blackberry Messenger (Aplikasi dari SmartPhone Blackberry) . Jika dilihat dari luar memang tujuannya bagus yaitu untuk bersosialisasi, akan tetapi hal ini yang menjadikan dunia ini seperti perkampungan kecil karna tidak perlu bertemu banyak orang untuk berteman dengan banyak orang.
· Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja,seperti banyaknya remaja yang melakukan seks di luar nikah,
· Bergantinya kebiasaan remaja,contohnya remaja di jaman sekarang ini lebih suka berdiam diri di depan computer untuk mermain game atau lebih suka berdiam berjam – jam hanya untuk sekedar sharing di social media di bandingkan untuk memainkan permainan tradisional.
· Penggunaan dialek bahasa Indonesia yang tidak benar dan terkadang mereka mencampur adukan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam satu kalimat,dan yang terparahnya lagi para remaja jaman sekarang telah menciptakan sendiri Bahasa yang berevolusi dari Bahasa Indonesia di berbagai sosial media yang biasa disebut Bahasa Alay, sangat menggelikan.
Dengan adanya media sosial seperti Facebook, Twitter, Blackberry Messenger (Aplikasi dari SmartPhone Blackberry) . Jika dilihat dari luar memang tujuannya bagus yaitu untuk bersosialisasi, akan tetapi hal ini yang menjadikan dunia ini seperti perkampungan kecil karna tidak perlu bertemu banyak orang untuk berteman dengan banyak orang.
3.3
Pengaruh Teknologi Terhadap Nilai Kemanusiaan
Konsep Sistem Nilai
Budaya
Sistem
nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar anggota masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan tingkah laku mereka. Sistem
nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu
yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Sistem nilai budaya yang
berpola merupakan gambaran sikap dan tingkah laku anggota masyarakat yang
diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat.
Unsur-unsur Kebudayaan (Menurut Koentjaraningrat)
:
1.
Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan
hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan
2.
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:kekerabatan,asosiasi
dan perkumpulan,sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan
3.
Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang
dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
4.
Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk: lisan dan tulisan
5.
Kesenian yang meliputi: seni patung/pahat,
relief, lukis dan gambar, rias, vokal,
musik, bangunan, kesusastraan, drama
6.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam,
peternakan, perikanan, perdagangan
7.
Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi,
transportasi, peralatan komunikasi,
peralatan konsumsi dalam bentuk wadah,
pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata.
2.
Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Perubahan
kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian
di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang
fungsinya tidak serasi bagi kehidupan(herimanto dan winarno, 2010.35).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan:
1.
Discovery dan invention
Discovery dan invention adalah pangkal tolak dalam
studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan, karena hanya dengan proses
inilah unsur yang baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan
manusia.Menurut Linton, Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan dan
invention adalah penerapan yang baru dari pengetahuan. Basic invention dapat
diterangkan sebagi suatu peristiwa yang meliputi pemakaian prinsip baru atau
kombinasi dari prinsip baru. Basic disini mempunyai arti, bahwa ia membuka
kemungkinan akan adanya kemajuan dan menjadi dasar dari berbagai invention.
Improving invention Artinya adalah memperbaiki penemuan yang telah ada
2.
Difusi kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur
kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke
masyarakat lain.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu
masyarakat disebut difusi intramasyarakat.Sedangkan penyebaran dari masyarakat
ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
Heriamanto dan winarno, mengemukakan penyebaran budaya
atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudadayaan dari satu
kelompok ke kelopok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.kebudayaan
kelompok masayarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah
lain.misalnya kebudayaan dari masyarakat Barat (negara-negara eropa) masuk dan
mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa asia dan arika).Globalisasi budaya bisa
dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Difusi budaya bisa menimbulkan masalah.Masyarakat
penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya
asing yang masuk.contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat
pada era sekarang ini adalah masuknya
nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi prilaku
sebagian masyarakat indonesia. Misalnya, pola hidup komsumtif, pragmatis, dan
individualistik.Akibatnya seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun
bisa hilang dari masyarakat indonesia.
3.
Akulturasi
Redfield,
Linton, Herskovits: Mengemukakan
bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok –
kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan
mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan
perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau
pada kedua-duanya.Gillin dan Gillin
dalam bukunya Cultural Sociologi,
Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda
kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi
dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua
kebudayaan itu.
Dr.
Koentjaraningrat, mengemukakan
bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing
yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan sendiri.
Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan
proses akulturasi:
• Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
• Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
• Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
• Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya
• Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.
• Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
• Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
• Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai
• Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya
• Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.
Herimanto dan winarno( 2010.Hal 37), mengemukakan
akulturasi berarti petemun antara dua kebudayaan atau lebih yang
berbeda.Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun masing- masing
masih memperlihatkan unsur-unsur kebudayaannya.
4.
Asimilasi
Asimilasi dalah satu proses sosial yang telah lanjut
dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan
anatar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses
mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang
bertemu.Asimilasi terjadi karena proses yang berlansung lama dan intensif
antara mereka yang berlainan latar belakang
ras, suku, bangsa, dan kebudayaan.pada umunya, asimilasi menghasilakan
kebudayaan baru.
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
Faktor
toleransi
Faktor
adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi
Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang
lain.
Faktor perkawinan campuran
Ada
beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan perubahan tentang system nilai
budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain;
a.
Jarak komunikasi antar etnis
b.
Pelaksanaan pembangunan
c.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.
Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
Apabila
terjadi perubahan pada system nilai budaya maka akan terjadi juga perubahan
sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi dua
yaitu manusiawi dan tidak manusiawi. Aspek kehidupan manusiawi diungkapkan
sesuai dengan system nilai budaya sebagai pandanagan hidup, melalui sikap
saling menyayangi, melindungi, menghargai, dan lainnya yang dirasakan sebagai
keindahan hidup. Sebaliknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui
sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan manusia
menderita.
BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan
Nilai social dan etika dalam
masyarakat membantu dalam menentukan baik buruknya perilaku tiap – tiap
individu dalam melakukan kontak social. Semakin besar perkembangan teknologi
membuat beberapa perubahan di bidang social mengenai nilai – nilai social dalam
masyarakat.
Setinggi
apapun kemajuan teknologi yang ditawarkan kepada kita akan tetapi kita salah
menggunakannya tentu akan membuat hidup kita menjadi salah jalan, justru
teknologi tersebut akan menyesatkan hidup kita sehingga nilai – nilai budaya
hidup kita tidak lagi sesuai dengan yang kita harapkan, akhirnya ada yang harus
dikorbankan dari kejadian tersebut.
Semuanya
berpulang kembali kepada kita manusia sebagai makluk sosial, apakah teknologi
yang sedemikian canggih ini dapat kita maksimalkan penggunaannya atau justru
perkembangan teknologi yang menyeret kita pada hancurnya kebudayaan kita ?
Hanya anda dan saya yang bisa menjawabnya.
4.2
Saran
Dengan adanya pengaruh
teknologi yang melunturkan nilai social, oleh sebab itu sebaiknya penggunaan
teknologi yang sifat dasarnya membantu pekerjaan manusia, tidak digunakan
secara berlebihan. Sehingga tidak mempengaruhi nilai social yang sebelumnya
telah ada di masyarakat. Selain itu, para orang tua mulai memberi bimbingan
pada anak agar menggunakan teknologi secara baik. Untuk para anak – anak
sebaiknya mengutamakan interaksi dalam hubungan social daripada interaksi
dengan teknologi dalam dunianya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar